Entah aku harus memulai dari mana untuk menulis bait-bait indah ini.....
Ada rasa yang tak bisa aku definisikan sebagai sebuah rangkaian kata begitu sempurna, karena hanya hatilah yang mampu mengartikannya. Bait-bait kataku hanya sebagai gambaran kecil yang tak lain lukisaan kalbu.
Mungkin semua ini berawal dari pertemuan yang tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Bener ada candaan dengan teman-teman sebelum pertemuan itu, tapi tak pernah terbayang akan terjadi seperti ini. Pertemuan yang terlalu singkat dan mampu menciptakan hal yang indah untuk dikenang dan selalu ingin diulang. Namun, rasanya keindahan itu terlalu cepat berakhir, ada rasa yang ternoda, ada rasa yang tak berujung, ada rasa yang berubah jadi asa tak menentu. Hambar, bingung, bimbang, pilu, penuh tanda tanya.
Kini ribuan tanda tanya menghampiri jiwa ini, apa yang harus aku lakukan??? Saat hal yang tak aku inginin itu terjadi, sakit memang rasanya, hati berontak hingga jiwa lembut itu tak mampu lagi membendung bulir-bulir air mata suci ini. Menyesalkan semuanya yang telah terjadi, menyesalkan pertemuan yanng pernah ada, hingga menumbuhkan perasaan yanng aku pun tak mengerti apa itu. Hingga seolah aku merasa takut kehilangan. Disini hatiku diuji menjadi lebih dewasa lagi, disini aku dipaksakan untuk menyikapinya lebih bijak lagi.
Ada Rindu yang selalu menjadi bayang-bayang dibenakku, rindu pada hal yang ntah memiliki rasa yang sama ataupun tidak. Karena yang aku takutkan saat dia bisa membuatku nyaman, aku hanya takut jatuh cinta sendirian. Aku takut setiap orang itu bisa buat perempuan jatuh cinta tapi akhirnya ditinggalkan juga. Banyak rasa ketakutan itu yang menghantui, namun aku mencoba untuk memeranginya dengan tameng kedewasaan. Semuanya tak akan pernah habis apabila selalu dirasakan tanpa di LAWAN!!!
Kita memang sudah tak saling mengabari lagi via chat tapi bukan berarti aku tak rindu. Aku hanya mampu mengirim bait-bait doa agar kau selalu dijaga oleh-Nya. Terkadang aku kepo pada sosmed mu, karena kepo itu peduli, peduli itu khawatir, khawatir itu takut kehilangan, takut kehilangan itu sayang. Jadi kepo itu artinya sayang. hehe... Sekarang aku sedang berusaha untuk "biasa" aja menghadapi dia. Berusaha untuk tidak terlalu jauh melangkah, dan berusaha untuk gak terlalu berharap banyak lagi.
Rasa yang kamu ucapkan diawal seolah mendoktrin hati dan pikiran ini untuk mengikuti rasa yang kau miliki, tanpa aku tau apakah rasa itu nyata atau hanya bualan belaka. Bodohnya diri ini terlalu percaya pada hal yang harusnya perlu diragukan. Sebegitu polosnya kah diri ini? Percaya tanpa meragu, harusnya aku meragu karena meragu tak ada ruginya. Seketika itu semua berubah, mencintaimu tidak butuh waktu lama, namun ketika terluka untuk melupakanmu tak tahu harus kapan bisa sirna.
Sampai saat ini, aku masih belum bisa menyimpulkan apakah kamu orang yang salah dipertemukan oleh Allah untuk menguji kekuatan dan kedewasaan hati ini, atau kaulah memang orang yang telah dikirim Allah untuk berjuang bersama menyelesaikan hingga merangkai perasaan ini menjadi indah. Terkadang aku berpikir "andaikan""andaikan", tetapi aku mengetahui bahwa Allah sangat membenci kata itu dalam suatu penyesalan. Maka ku coba melempar jauh-jauh kata itu dan merubah pemikiranku bahwa semua ini adalah sebuah pembelajaran yang harus diambil hikmahnya.
Saat rindu ingin sekali aku mengetahui kabarmu, namun ada rasa takut bahwa aku akan merindu dalam kesendirian, ku tunggu dirimu hadir untuk mengabari kalau kau memang merasa bahwa aku pun berharga dalam hidupmu. Lagi-lagi kata menunggu dan menunggu yang selalu kau sangsikan. Kadang ada sebuah keinginan yang tak dapat aku ucapkan dan tak dapat kau mengerti. Aku hanya ingin kau mau mejaga hatimu maka aku akan menjaga hati ini sampai waktunya tiba, sampai waktu yang tepat. Bukan hubungan yang aku mau layaknya apa yang kau "traumakan" itu, karena aku tau Allah membenci hal tersebut. Cukup jaga semua dalam doa dan silaturahmi serasa saling memperbaiki diri.
Namun kini rasa takut itulah yang sedang menguasai, takut akan kebodohan. Bodoh adalah disaat kita memikirkan seseorang yang hatinya entah buat siapa. Dan aku hanya mampu menyapa dalam lamunku "Hai yang di sana I Miss You". Kenapa rasanya aku stuck di satu tempat? Seolah aku menutup mana untuk tempat lainnya, bagaimana aku move on? Ketika cuma dia yang buat aku nyaman, ketika cuma dia yang buat aku baper, dan rasanya cuma dia yang datang dan tidak tanggung jawab. Yang terpenting bagiku sekarang, aku jalanin semua yang terbaik, aku sibuk dan kamu sibuk, aku coba memahami itu. semoga sibuk ini membawa kebaikan antara kita.
Tulisan ini hanya sebagai pelampisan isi hati dan pikiran. Karena memendam di hati itu sakit dan melelahkan, ingin berbicara ada rasa tak kuasa. Karena status kita hanyalah teman belaka. Kadang inilah hal yang tak dapat aku mengerti sendiri, rasa yang membingungkan. yang terpenting aku hanya ingin menunjukan bahwa yang setia, belum tentu mau menunggu. Tetapi yang mau menunggu, sudah pasti setia. Aku belajar setia karena tak ingin menyakiti perasaan orang lain, aku yakin ketika kita setia maka di sana ada yang setia pula menunggu. Jangan menyesal pernah menunggu seseorang meski kamu tidak mendapatkannya dia setidaknya kamu pernah belajar caranya berjuang.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar