Minggu, 14 Juni 2015


 Hasil gambar untuk nabi muhammad saw
AKU RINDU RASULULLAH

Wahai kekasihku,
Gejolak rindu saat menapaki jejakmu
Begitu dasyat dalam relung hatiku
Meski berabad-abad sudah berlalu
Engkau tetap menjadi permata hatiku
Langkah perjalananmu kan terkenang selalu

Khayalan ini terbang kesuatu negeri
Negeri dimana kau pernah memijakan kaki
Menyeru kalam Illahi Rabbi
Sebagai suri tauladan bagi kami
Membimbing setiap iman di hati
Menyirami keringnya jiwa ini
Dengan pedoman cahaya Qur’ani

Seandainya bukan karenamu Ya Rasulullah
Umatmu tak pernah mengenal Allah
Tak pernah tahu nama-nama-Nya yang indah
Kau kenalkan semua melalui dakwah
Berdiri gagah tak pernah lelah
Semangat memerangi kaum jahiliyah
Atas nama seluruh hamba Allah
Ya Habbibullah


Kau bagai cahaya dalam kegelapan
Kau bagai petunjuk jalan dalam kesesatan
Kau bagai suara merdu dalam kebisingan
Kau bagai kegembiraan dalam kedukaan
Kau bagai beningnya air dalam kekeringan
Kau adalah orang yang selalu ku banggakan

Aku terbawa dalam hanyutnya kerinduan
Rindu akan seseorang yang tak pernah ku temui
Seseorang yang mampu membuat mata berlinang
Seseorang yang mampu melahirkan cinta tak terhingga
Aku ingin berjumpa dengannya
Mata ini ingin melihat teduh wajahnya
Izinkan Ya Rabb.........
Walau hanya sebatas mimpi belaka

Ya Muhammad...............
Kekagumanku tak akan punah atasmu
Seseorang pembawa perubahan baru
Penjernih hati nurani
Dengan cinta yang telah terpatri
Dalam relung hati insan Islami
Menanamkan rindu yang tak terperi

Jumat, 01 Mei 2015

Hegemoni Makna “Gender”

Ketika makna suatu kata berganti dan berubah dari makna aslinya, maka boleh jadi karena adanya intrusi pandangan hidup asing (intrusion of worldview). Dapat pula disebabkan oleh pergeseran nilai dalam budaya pemegang makna itu.
Di Barat telah terjadi perubahan makna “gender” dari makna aslinya. Semua maknanya difahami umum sebagai jenis kelamin: maskulin dan feminim. Makna itu dalam webster’s New World Dictionary, New York: 1984, berubah menjadi perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Di sini bedanya bukan kelamin lagi, tapi sudah menjadi tingkah laku.
Dalam Encyclopedia of Women Studies, vol I, Helen Tierney mengartikan Gender bukan lagi perbedaan tingkah laku, tapi sudah menjadi suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (dinstinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang di masyarakat.
Sepakat dengan Helen Hilary M Lips, di tahun 1993 menulis, Sex and Gender: An Introduction. Di situ, Helen mengartikan gender menjadi harapan-harapan budaya (cultural expectation) terhadap laki-laki dan perempuan. Di sini realitas laki-laki dan perempuan sebagai obyek sudah hampir tidak penting.
Akhirnya “gender” resmi berbeda tajam dari kata sex. Sex digunakan secara umum untuk membedakan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologis, atau jenis kelamin. Maka sex meliputi perbedaan komposisi hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan sifat-sifat biologis lainnya. Gender digunakan untuk mengkaji asfek sisial, budaya, psikologis, dan asfek-asfek nonbiologis lainnya. (Linda L Lindsaey, Gender Roles: A Sociological Perspective, New Jersy, Prientice Hall, hal. 28).
Belum cukup dengan makna baru itu, Lindsey mengubah defenisinya. Gender yang telah menjadi suatu konsep itu menjelma lagi menjadi teori “Kajian Gender” (Gender Studies). Kajian gender adalah kajian yang berkaitan dengan ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laki-laki atau perempuan, di sini, apa itu laki-laki sudah tergantung kepada ketetapan masyarakat. Menambahkan konsep ini, Elaine Showlater (ed), dalam karyanya,Speaking of Gender menyatakan bahwa gender bukan hanya pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konsep sosial budayanya. Ia menekankan sebagai konsep analisis yang dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu. (Alaine Showlater [ed], Speaking of Gender, New York & London: Rouytledge, 1989, hal. 3).
Tren mengubah makna memang kerja orang-orang postmodern. Mulanya mereka sadar akan kemajemukan realitas, lalu ragu jika manusia mampu memahami realitas itu. Karena itu mereka hilangkan makna dan kebenaran universal. Makna segala sesuatu bisa dipasang copot bagaikan cincin pada jemari; dihilangkan konteknya; diputus hubungannya dengan makna lain. Jadi orang postmo itu sebenarnya tahu kebenaran, tapi bagi mereka, kebenaran kemudian itu akan berubah maknaya. Begitu pulalah dengan kasus makna kata gender.
Sejatinya, setiap kata mengandung makna, setiap makna mengandung konsep. Serangkaian atau jalinan konsep suatu dalam peradaban dapat membentuk suatu pandangan hidup atau worldview. Jika makna-makna dari konsep kunci dari peradaban atau worldview lain, maka peradaban itu akan didominasi oleh peradaban lain.
Kini, segelintir cendekiawan muslim telah mengubah konsep kunci dalam Islam. Demi menjustifikasi konsep gender, jumlah hak waris laki-laki dan wanita harus sama; karena kesetaraan gender fiqih dianggap maskulin; karena gender pula hadist-hadits tentang wanita yang negatif dianggap misoginis; untuk membela kesetaraan gender peranan suami dikalahkan oleh isteri atau disamakan. Jika ini terus terjadi maka masa hegemoni terhadap pemikiran umat semakin dahsyat.

Rabu, 29 April 2015

LEBIH DEKAT DENGAN TANAH KELAHIRANKU

Hasil gambar untuk kalimantan tengah


Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar di Pulau Kalimantan, luasnya sekitar 253.800 km² dimana sebagian besar wilayahnya adalah hutan. Bagian utara adalah pegunungan yang sulit dijangkau, bagian tengahnya merupakan hutan tropis yang lebat. sedangkan wilayah selatan adalah rawa dengan banyak sungai. Iklim di Kalimantan panas dan lembab.

Kalimantan Tengah memiliki posisi geografisnya yang cukup strategis, berhadapan langsung dengan Laut Jawa dan berbatasan dengan provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur,
Di provinsi inilah Anda berkesempatan untuk berwisata alam di tempat yang tepat. Itu karena Kalimantan Tengah sangat kaya dengan cagar alamnya,  seperti di Bukit Raya dan kelompok Hutan Monumental Kotawaringin Timur, Bukit Sapat Hawung di Barito Utara, dan Merang di Kota Palangkaraya.

Selain itu ada juga suaka alam darat dan laut di Kotawaringin Barat. Air terjun Malau Besar dan Pauras di Barito Utara, Tangkiling di Palangkaraya. Pantai yang indah dan alami di Kotawaringin Barat, serta Ujung Pandaran di Kotawaringin Timur.

Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak Anda dapat jumpai di Kalimantan Tengah khususnya Taman Nasional Tanjung
Puting dengan luas mencapai 300.000 Ha tepatnya di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Di sini juga terdapat hewan lain seperti beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet, dan lain-lain.

Kalimantan Tengah menawarkan kepada Anda pengalaman mengesankan berwisata alam, budaya, seni, dan wisata kuliner.

Sejarah

Awalnya Kalimantan Tengah merupakan bagian dari Kalimantan Selatan.

Kalimantan Tengah sudah ada selama ratusan tahun.

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu awal di Indonesia yang kemudian memeluk Islam dan berpusat dari Brunei Darussalam.

Abad ke-17, Belanda dan Inggris mulai menjajah daerah ini. Belanda menggunakan taktik divide et ampera, yaitu politik memecah belah untuk kemudian menguasai Kalimantan.  Suku-suku yang tersebar saling waspada satu sama lain hingga akhir abad ke-19, ketika Tumbang Anoy mengadakan perjanjian perdamaian di Hulu Kahayan, Kalimantan Tengah. Akhirnya Kalimantan Tengah dinyatakan sebagai provinsi pada tanggal 23 Mei 1957.

Transportasi

Dengan penerbangan domestik Garuda Indonesia yang terbang 3 kali sehari langsung ke Palangka Raya, ibu kota Kalimantan Tengah.


Masyarakat dan Budaya

Orang Melayu, Dayak, dan Bugis mendominasi daerah ini. Beberapa keturunan orang Dayak masih tinggal dan terisolasi di belantara hutan.

Sebutan umum suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah adalah suku Dayak Ngaju karena yang paling dominan. Suku lainnya yang tinggal di pesisir adalah Banjar Melayu Pantai merupakan 24,20 % populasi. Di samping itu ada pula suku Jawa, Madura, Bugis dan lain-lain. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%. Keturunan suku Dayak yang mendiami provinsi ini adalah orang Ngaju, Ot Danum dan Ma.

Bahasa daerah di Kalimantan Tengah terdiri dari puluhan, bahkan ratusan bahasa Dayak. Namun, dalam pergaulan sehari-hari, bahasa yang kerap digunakan adalah bahasa Dayak Ngaju, Dayak Maayan, Dayak Kapuas, bahasa Jawa, dan bahasa Banjar.

Suku Dayak dikenal dengan “Rumah Betang” sebuah rumah besar yang dihuni beberapa keluarga sekaligus secara turun-temurun. Karena itulah kekerabatan mereka sangat erat dan menjadi unsur dominan keberlangsungan kebudayaan unik ini.

Kuliner

Kuliner makanan Palangkaraya itu didominasi oleh masakan khas Banjar dan khas Dayak, selain ada juga olahan masakan khas Jawa. Menu khas Dayak yang terkenal yaitu umbut rotan dan daun singkong bersantan.

Anda mungkin belum pernah mencoba makanan yang terbuat dari rotan. Anda tidak perlu  memiliki gigi yang kuat untuk mengunyah sesuatu yang biasanya digunakan untuk untuk membuat furniture. Rotan yang masih sangat muda dan lunak serta lapisan luarnya dibuang. Lalu bagian dalam rotan yang masih muda itu dimasak bersama sayuran lain. Rasanya agak kenyal dan pahit, dan sebaiknya dimakan dengan ikan.

Di Palangkaraya Anda akan dimanjakan dengan kuliner berbahan ikan rawa seperti gabus, tauman, mihau, kihung, kerandang, sepat siam, patung, biawan, pepuyu, sepat, sisili, kapar, serta beberapa ikan yang pastinya tidak Anda dapatkan di tempat lain.

Cari Blog Ini